Paradigma Post Positivisme

Halo semuanyaa!! Perkenalkan Nama Saya Sabrina Faliza Agustinova, Saya dari Universitas Satya Negara Indonesia Kampus B dengan progam studi Ilmu Komunikasi dan tak lupa juga Dosen Pengampu saya adalah Ibu Serepina Tiur Maida S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC.

Jadi teman disini saya akan menjelaskan tentang apa itu Paradigma Post Positivisme. Oke saya lanjut ya, mohon disimak ya teman-teman!!
Paradigma merupakan sejumlah proposisi yang menjelaskan bagaimana dunia dihayati (perceived); mengandung pandangan mengenai dunia/world view, suatu cara untuk memecah-mecah kompleksitas dunia nyata, menjelaskan apa yang penting, apa yang memiliki legitimasi, dan apa yang masuk di akal (Sarantakos,1995). Paradigma juga dapat berarti cara pandang mengenai suatu hal dengan dasar tertentu. Penggunaan paradigma yang berbeda akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda pula mengenai sesuatu. Hal ini disebabkan karena setiap paradigma mempunyai asumsi dasar yang berbeda-beda sebagaimana dikemukakan oleh Neuman (dalam Manzilati, 2017:1) bahwa paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang mengandung asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk menjawab suatu pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma penelitian post-positivisme. Guba (1990:20) menjelaskan bahwa Postpositivisme mempunyai ciri utama sebagai suatu modifikasi dari positivisme. Melihat banyaknya kekurangan pada positivisme menyebabkan para pendukung postpositivisme berupaya memperkecil kelemahan tersebut dan menyesuaikannya. Prediksi dan control tetap menjadi tujuan dari postpositivisme tersebut. Salim (2001:40) mejelaskan bahwa paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivism yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontology aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, tetapi suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia. Secara metodologi, pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan bermacammacam metode, sumber data, peneliti, dan teori.

Paradigma postpositivisme memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Paradigma postpositivisme menganggap bahwa penelitian tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai pribadi dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai sebagai pendapatnya sendiri. Peneliti perlu memasukan nilai-nilai sebagai pendapatnya sendiri dalam menilai realita yang diteliti.
2. Paradigma ini bersifat kualitatif.
Guba (1990, dalan Heru 2005)mengatakan bahwa pendekatan post positivisme adalah suatu bentuk modifikasi dari positivisme. Melihat banyaknya kekurangan pada positivisme membuat para ilmuwan pendukung post positivisme berupaya memperkecil kelemahan tersebut dan menyesuaikannya. Namun, prediksi dan kontrol tetap menjadi tujuan post positivisme.

Secara ontologi, aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, universal, general, akan tetapi, mustahil bila sesuatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti) dengan mengambil jarak pada objek penelitian. Oleh karena itu, secara metodologi pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti, dan teori. Kemudian, secara epistemologis hubungan antara pengamat dengan objek atau realitas tidaklah bisa dipisahkan seperti pada aliran positivisme. Aliran ini menyatakan suatu hal tidak mungkin mencapai suatu claim kebenaran apabila pengamat mengambil jarak dengan apa yang diteliti. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat harus bersifat interaktif, dengan catatan pengamat bersifat senetral mungkin, sehingga subjektifitas dapat dikurangi secara minimal (Salim, dalam Heru 2005).

Sumber :
1. https://images.app.goo.gl/UbKHktseKUHF3K6x9
2. https://repository.kalbis.ac.id/bitstream/123456789/309/6/F_Bab3_2016102280.pdf
3. https://www.academia.edu/31875037/Positivisme_Post_Positivisme_Critical_Theory_dan_Konstruksivisme_Ahmad_Naufal_Azizi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paradigma Positivisme Dalam Ilmu Komunikasi

Cegah Kecemasan Berlebih Demi Kesehatan Mental Kalian.