Komunikasi Dalam Perspektif Teori Kritis
Halo semuanyaa!! Perkenalkan Nama Saya Sabrina Faliza Agustinova, Saya dari Universitas Satya Negara Indonesia Kampus B dengan progam studi Ilmu Komunikasi dan tak lupa juga Dosen Pengampu saya adalah Ibu Serepina Tiur Maida S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC.
Jadi teman disini saya akan menjelaskan tentang apa itu Komunikasi Dalam Perspektif Kritis. Oke saya lanjut ya, mohon disimak ya teman-teman!!
Secara khusus teori- teori kritis mempunyai sejarah yang panjang. Dari perjalanan tersebut, ada tiga ciri penting yang melekat di dalamnya. Pertama, para ilmuwan teori kritis mempercayai perlunya memahami pengalaman nyata masyarakat di dalam sebuah konteks. Kedua, pendekatan-pendekatan teori-teori kritis menguji kondisi- kondisi sosial dan mengungkap tatanan kekuasaan yang menindas. Ketiga, teori-teori kritis mencitpakan kesadaran yang mengupayakan fusi (penggabungan) antara tindakan dan teori (Littlejohn, 2002:207-208) Akar historis teori-teori kritis ini dapat dilacak pada pemikiran George Wilhelm Hegel tentang hubungan dialektik antara pengalaman subjektif dan dunia luar dalam sebuah hubungan ketegangan. Hegel sendiri mengembangkan pemikiran tersebut karena pengaruh pemikiran Immanuel Kant yang menyatakan bahwa manusia terlibat dalam proses-proses interpretasi adalah sebagai sesuatu yang sentral dalam hal bagaimana kita memahami realitas. (Miller, 2002:61) Pemikiran Hegelian ini pada akhirnya mengarahkan pada pemikiran besar dalam teori-teori kritis bagi Karl Marx di kemudian hari.
Teori pokok Karl Marx adalah mengenai materialisme sejarah yang di dalamnya dimunculkan sejumlah isitlah penting dan populer dalam kalangan ilmuwan sosial seperti proletariat, sosialisme, komunisme, perjuangan kelas dan keterasingan (Rogers, 1994:106). Paham Marxisme adalah sebuah keyakinan bahwa kondisi-kondisi material seperti kekuatan-kekuatan ekonomi menentukan perubahan sosial dalam masyarakat. Di sebut sebagai materialisme sejarah di dasarkan pada dua argumen. Pertama, paham ini mendasarkan pada analisis sejarah atau epose dan kedua didasarkan pada determinisme ekonomi. Karl Marx dalam pemikirannya menyatakan bahwa perjalanan sejarah manusia akan mengalami tahap-tahap yang ia gambarkan sebagai tahap perubahan dari masyarakat perbudakan, feodal, kapitalistik, sosialis dan masyarakat komunis. Tapi pemikiran atau yang lebih tepat sebagai angan-angan Karl Marx tentang masyarakat komunis tidak pernah terwujud. Pemikiran kritis tersebut dikembangkan lebih jauh oleh sebuah kelompok intelektual yar:g dikenal sebagai Frankfurt School. Pada tahun 1923, sebuah lembaga yang bernama: Institue for Social Research didirikan di Frankfurt.
Sumber :
1. https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fmassastudi.files.wordpress.com%2F2017%2F05%2Fparadigm.jpg%3Fw%3D640&tbnid=kfnAHWLl_4bNhM&vet=1&imgrefurl=https%3A%2F%2Fmassastudi.wordpress.com%2F2017%2F05%2F03%2Fteori-kritis-dan-paradigmatis-dalam-ilmu-komunikasi%2F&docid=HHstVa3SDfWQCM&w=640&h=379&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim%2Fm6%2F4&shem=uvafe2
2. https://eprints.upnyk.ac.id/19251/1/Memaham%20kritis.pdf
Komentar
Posting Komentar