Paradigma Kritisme Dalam Ilmu Komunikasi

Halo semuanyaa!! Perkenalkan Nama Saya Sabrina Faliza Agustinova, Saya dari Universitas Satya Negara Indonesia Kampus B dengan progam studi Ilmu Komunikasi dan tak lupa juga Dosen Pengampu saya adalah Ibu Serepina Tiur Maida S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC.

Jadi teman disini saya akan menjelaskan tentang apa itu Paradigma Kritisme Dalam Ilmu Komunikasi. Oke saya lanjut ya, mohon disimak ya teman-teman!!
Paradigma adalah kumpulan keyakinan, nilai, teori, konsep, dan metode yang membentuk dasar pemahaman dan penelitian di suatu disiplin ilmu. Paradigma dapat mempengaruhi pandangan dan pemahaman kita terhadap dunia di sekitar kita dan dapat diartikan sebagai daftar bentukan kata, model dalam teori ilmu pengetahuan, atau kerangka berpikir dalam ilmu pengetahuan.

Kritisme Immanuek Kent
Kritisisme adalah sebuah pengetahuan yang memeriksa dengan teliti apakah suatu pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan realita kehidupan atau tidak. Kritisisme juga menyelidiki batasan kemampuan sumber pengetahuan manusia. Kritisme menegaskan manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengetahui realita atau hakikat sesuatu, dan menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas segala sesuatu diperoleh melalui perpaduan unsur anaximenes priori (sebelum) dan apesteriori (sesudah) yaitu ruang dan waktu sebuah fenomena terjadi.

Kemunculan Paradigma Kritisme Dalam Ilmu Komunikasi
Paradigma ini muncul saat propaganda besar-besaran Hitler membanjiri media dan saluran komunikasi sosial di Jerman. Media menjadi alat pemerintah untuk mengontrol publik dan mengobarkan semangat perang. Paradigma ini mempertanyakan kekuatan-kekuatan yang mengontrol komunikasi dan mengkritisi kepentingan ekonomi dan politik (kekuasaan) yang mendominasi media, sementara kepentingan publik terabaikan. Media seharusnya menjadi ruang publik. Masyarakat pada kelompok ini cenderung tidak kritis atau terbatas akses bandingannya. Mereka menerima informasi tanpa memeriksa kebenarannya atau bersikap apatis terhadap realitas yang diperlihatkan oleh media. Hal ini dapat menyebabkan informasi melalui media tidak lagi membangun realitas sosial yang lebih baik tetapi justru merusaknya.

Tujuan Paradigma Kritisme
Secara khusus paradigma kritis bertujuan untuk menginterpretasikan dan memahami bagaimana berbagai kelompok sosial dikekang dan ditindas. Mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha untuk mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi. Kebanyakan teoriteori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk mengubah kekuatan penindas.
saat ini tanpa sadar kita telah mengalami proses “neokolonialisme”, penjajahan baru oleh industri media yang cenderung mengarah pada proses dehumanisasi. Degradasi kualitas kemanusiaan menurun drastis karena tayangan untuk orang dewasa dicampur aduk dengan anak-anak. Praktik komunikasi sehari-hari di masyarakat sering melanggar etika dan norma agama. Tidak heran bila kita menemukan banyak pelanggaran etika oleh wartawan, pelaku industri dan pemasar yang mereka sediri tidak menyadari. Praktik pelanggaran itu sendiri bisa dilihat dari tindak komunikasi mereka lebih cenderung pada nilai politik dan ekonomi dibanding nilai etika dan agama. Untuk itulah, penikmat media dan pelaku komunikasi perlu disadarkan kembali kesadarannya. Kita merindukan sebuah solusi komunikasi yang mengacu pada pola komunikasi kritis yang didaari pada komunikasi profetik yang sarat nilai dan teoritis.

Penelitian Teori Ilmu Komunikasi
Teori dan penelitian ilmu komunikasi berpengaruh pada perubahan sosial dan paradigma kritisme. Ilmu dan penelitian komunikasi penting dalam menentukan arah perubahan sosial. Paradigma kritis menempatkan rakyat sebagai subjek utama perubahan sosial dan menekankan pada partisipasi dan kontribusi individu dalam perubahan sosial baik di tingkat lokal maupun global. Paradigma ini memiliki dimensi aksi dan politis dan mengintegrasikan teori sosial dan aksi politik. Ilmu komunikasi harus berperan dalam membangkitkan kesadaran kritis terhadap sistem dan struktur sosial yang tidak adil. Dalam persepektif kritis, ilmu komunikasi menciptakan ruang publik tanpa eksploitasi, hegemoni, dan bentuk ketidakadilan lainnya. Paradigma kritis dan tindakan komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam praksis.

Peran Paradigma Kritisme Membantu Komunikasi
Sudah menjadi tugas paradigma kritis untuk menghilangkan praktik ketidakadilan. Dengan menerapkan teori sosial-komunikasi dengan cara menjelaskan bagaimana keadaan dan sistem sosial menciptakan kesadaran palsu tentang realitas sosial dan mendorong timbulnya visi alternatif tentang relasi sosial yang bebas dari penindasan, eksploitasi, dan ketidakadilan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paradigma Positivisme Dalam Ilmu Komunikasi

Paradigma Post Positivisme

Cegah Kecemasan Berlebih Demi Kesehatan Mental Kalian.